14/11/11

Sang Penari:Romantisme dan Sejarah

Kisah ronggeng -dipanggil Jeng Nganten-  membuat desa Dukuh Paruk selalu ramai. Namun Jeng Nganten  mati gara-gara racun bongkrek, maka dukuh Paruk pun sepi. Tak ada lagi tarian rongggeng dan suara tetabuhan calung atau gamelan di dukuh itu.

Srintil Teman dekat Rasus ingin sekali menjadi ronggeng di dukuhnya, yang sejak dini telah diyakini sebagai titisan Ronggeng. Berulang kali dia berusaha menjadi Sang Penari. Rasuspun tak sudi Srintil menjadi ronggeng, karna mau tak mau ia menjadi bagian Dukuh Paruk. Srintil kekeh pada cita-citanya,  Hal ini menempatkan Rasus pada sebuah dilema. Ia merasa cintanya dirampas dan dalam keputusasaan ia meninggalkan dukuhnya untuk menjadi tentara.

Setelah 10 tahun Rasus, telah menjadi tentara muda, mencoba menyusuri kampung halamannya, untuk mencari cintanya yang hilang: Srintil. Film ini terinspirasi dari novel 'Ronggeng Dukuh Paruk' karya Ahmad Tohari. Menuangkan trilogi 'Ronggeng Dukuh Paruk' ke dalam sebuah film berdurasi 111 menit itu, tak segampang membalik telapak tangan. Naskah film ini dikerjakan oleh Salman Aristo, Shanty Harmayn dan Ifa Isfansyah yang sekaligus  menjadi sutradara 'Sang Penari'.

Dalam film ini tidak hanya mengisahkan romantisme belaka,  tapi peristiwa G30S di Dukuh Paruk ikut menjadi salah satu cuplikan yang menarik . Digambarkan, bahwa beberapa warga yang tak tahu apa-apa ikut menjadi korban kala itu, yangng hingga kini dinilai sebagai salah satu sisi kelam kehidupan berkebangsaan di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar