This is SENYUM VO SEA GAMES slide 1 title

Expresi kebersamaan kita, dalam mensukseskan SEASGAMES 2011

This is Gus Dur, slide 2 title

Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001...

This is "SEMANGAT" slide 3 title

Setiap orang harus merdeka dalam mentukan jalan hidupnya, jangan kalian nodai dengan kepentingan-kepentingan kalian, sehingga mereka merasa adalah BUDAK..

This is Semangat. slide 4 title

Dalam membagun negeri, harus ada rasa kebersamaan...

This is Benderaku slide 5 title

Indonesia harus harum, dan itu pasti BISA..

12/12/11

Dunia Daun

Daun kering kerontang
Terhembus angin kencang
Mengena ranting kering pohon
Jatuh di atas tanah batu tembikar.
Merubah merah tanahnya
Menjadi hitam
Lalu akhirnya berubah
Putih tanah surga.

Daunpun dijamah tanah
diceburui cacing lemah
Menyatu dalam bumi
berubah menjadi tanah.

09/12/11

Tapa

Mendekap dalam  peluk dingin pagi
Terdengar ribuan suara, Memekik telinga
 Membangunkan Jiwa yang telah lama
 bersemayam di antara taburan kamboja.

Jiwa merongrong batas kegelisahan
Dimana laknat akan dilahirkan
Sedangkan bisik semilir angin berhembus
Diantara mata air yang mengalir
Memberi harapan kedamaian.

06/12/11

Pemilihan Umum Presiden 2014: Sebuah Analisa Politik



Pemilihan umum Presiden (pilpres) 2014 akan berlangsung dua setengah tahun lagi, namun saat ini, lalu lintas wacana di ruang publik sudah ramai membicarakan tokoh-tokoh bakal calon Presiden untuk 2014, apalagi dengan adanya perubahan dalam UU Parpol yang mengharuskan parpol baru mengikuti verifikasi tahun ini juga, hal ini tentu tentu semakin memperjelas publik, tokoh mana yang tengah mempersiapkan diri untuk berkompetisi pada Pilpres 2014.
Wacana tersebut bahkan mulai sedikit memanas seiring dengan kian turunnya popularitas Presiden SBY yang pada Pilpres 2009 meraih lebih dari 60% dukungan publik. Fenomena tersebut, selanjutnya, telah membuat hampir tidak ada media massa yang tidak tertarik dengan pemberitaan soal suksesi kepemimpinan nasional. Bukan hanya itu, pembatasan masa jabatan presiden yang hanya membolehkan SBY berkuasa selama dua periode, juga telah menjadi titik awal bagi parpol untuk mempersiapakan calon  yang akan diusung ke gelanggang laga Pilpres 2014. Pembentukan opini publik, kunjungan ke daerah-daerah pemilih potensial pun mewarnai kegiatan bakal capres 2014. Termasuk juga di antaranya upaya membangun citra melalui penampilan mereka di ruang publik melalui media massa cetak maupun elektronik.
Ramainya wacana mengenai calon Presiden untuk 2014 di ruang publik saat ini, bukan suatu hal yang terburu-buru dan justru merupakan suatu yang positif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.Sudah keharusan masyarakat Indonesia mengetahui siapa saja calon Presidennya sejak dini, sehingga rekam jejak calon benar-benar diketahui secara detail oleh para pemilih.
Nama-nama capres dan cawapres yang muncul ke permukaan publik masih didominasi oleh nama yang 'itu-itu' saja. Nama-nama lama yang selalu mengisi bursa Pilpres dari tahun ke tahun. Pamor mereka yang sudah senior dan berkiprah lama di perpolitikan Indonesia, masih bisa dikatakan belum dapat ditandingi oleh yang calon-calon yang datang dari kalangan muda. Mereka, para politikus muda harus berusaha penuh untuk dapat muncul ke permukaan publik agar dapat meraih simpati rakyat. Sehingga keberadaannya saat ini seolah tenggelam dalam bursa pemilihan umum presiden tahun 2014 nanti.  
Indonesia saat ini haus akan pemimpin yang tegas, jujur dan cepat tanggap, serta membela rakyat sepenuhnya. Karena permasalahan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini begitu komples, seperti masalah perekonomian, politik, sengketa territorial serta ancaman keamanan nasional. Konflik Papua, misalnya, yang belum sepenuhnya usai, ditambah lagi konflik perbatasan antara Indonesia-Malaysia di Kalimantan, Masalah perekonomian nasional dan keseimbangan harga kebutuhan popok, angka kemiskinan yang meningkat, masalah pengangguran yang menkhawatirkan, serta masalah-masalah nasional lainnya yang mendesak untuk dapat segera ditangani. Oleh karena itu, sosok pemimpin baru yang maju pada pilpres 2014 nanti, harus sudah mampu dibebani oleh masalah-masalah nasional yang kompleks.
Wacana mengenai Pilpres 2014 nanti semakin ramai terlebih dengan adanya hasil-hasil survey yang bermunculan yang mayoritas menunjukkan kemerosotan popularitas suatu partai dan tokoh yang sedang memerintah, serta menaiknya pamor partai dan calon lainnya di mata masyarakat umum.
Dalam tulisan ini, penulis akan mengelaborasi lebih dalam mengenai dinamika kontestasi pemilu 2014, dengan melihat banyak unsur didalamnya. Unsur-unsur yang penulis maksudkan antara lain adalah eksistensi partai dan tokoh lama, hadirnya partai baru, prospek calon-calon muda, hasil survey dan relevansinya, perubahan Undang-Undang mengenai Parpol, dsb. Namun keseluruhan unsur tersebut memiliki keterkaitannya satu sama lain yag akan dianalisa pada bab-bab selanjutnya.

  Pembahasan
Sejumlah figur baru mulai bermunculan untuk dijadikan calon dalam bursa pencalonan presiden tahun 2014. Pertarungan politik terhadap sejumlah nama yang akan diusung oleh parpol masing-masing pada pesta demokrasi 2014 nanti masih menyisakan sederet nama yang dominannya adalah orang-orang yang telah populer di mata masyarakat. Misalnya saja pengusungan Sri Mulyani sebagai sosok calon presiden pada Pemilu 2014 sebenarnya masih diliputi pencitraan. Meski tak berada di Indonesia sejak setahun lalu, nama Sri Mulyani Indrawati  terus disebut-sebut. Kali ini dia dijadikan sosok sebuah partai politik baru yang mengambil nama depannya, SRI (Serikat Rakyat Independen), sebagai akronim nama partai tersebut. Tak tanggung-tanggung, mantan Menteri Keuangan yang kini Direktur Pelaksana Bank Dunia itu ”dijual” sebagai calon presiden RI 2014-2019.
Selain itu, Partai Golkar juga sudah memutuskan Aburizal Bakrie sebagai capres 2014 melalui Rapat Pimpinan Nasional II kemarin. Meski belum resmi mendeklarasikan diri, bagi Golkar keputusan untuk mencapreskan Ketua Umum Partai Golkar itu tentu punya alasan tersendiri. Golkar tidak ingin mengulang sejarah pencapresan Jusuf Kalla (JK) yang hanya berselang dua bulan menjelang laga Pikpres 2009. Keterbatasan waktu itu telah membuat JK yang juga ketua umum Partai Golkar saat itu kemudian kalah start dari capres lain untuk menyosialisasikan visi dan misinya.
Sedangkan partai Demokrat diperkirakan akan mengusung beberapa kandidat dalam pilpres 2014 mendatang. Kandidat tersebut terdiri dari tokoh muda dan tokoh tua yaitu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Pramono  Edhie Wibowo (Kasad), Ibu negara Ani Yudhoyono dan Djoko Suyanto (Menko Polhukam).
Lain lagi halnya dengan Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang tidak secara tegas menolak arus dukungan dari para kadernya untuk maju ke Pilpres 2014. Namanya pun masuk dalam sejumlah survei kandidat presiden yang diinginkan masyarakat. Untuk Partai Demokrat, lain lagi ceritanya. Meski Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie menyatakan bahwa capres dari partai tersebut baru akan diumumkan pada tahun depan, namun sejumlah nama sudah mulai muncul ke permukaan. Sebut saja misalnya Ani Yudhoyono, Djoko Suyanto dan Anas Urbaningrum yang masuk dalam deretan daftar capres yang diinginkan publik maupun internal partai.
Paling tidak, nama-nama tersebut mulai akan menjadi perhatian publik terlepas dari kapan mereka akan mendeklarasikan diri sebagai capres 2014. Bahkan kalaupun mereka tidak maju sebagai capres, masyarakat sudah memiliki perbandingan untuk menjatuhkan pilihan pada partai politik yang akan mengusung tokoh tersebut.

Perubahan undang-undang Pemilu Presiden
Rapat Paripurna DPR pada Senin 20 Oktober 2011 mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menjadi Undang-Undang. UU yang baru ini akan memperbaiki penyelenggaraan UU yang lama. Perubahan atau penyesuaian aturan main dalam penyelenggara pemilu yang menjadi bagian dari substansi RUU dimaksud menjadi ketentuan yang memudahkan penyelenggara pemilu menjalankan fungsi dan perannya. Setidaknya ada 80 perubahan dalam undang-undang tersebut, salah satunya soal kewajiban KPU berkonsultasi dengan DPR dalam pembuatan peraturan KPU.
Selain itu dalam undang-undang tersebut dibentuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang isinya perwakilan pemerintah, partai politik, KPU, Bawaslu, dan tokoh masyarakat.
UU ini akhirnya juga memberikan jalan tengah soal kontroversi anggota politik yang ingin terlibat dalam KPU dan Bawaslu. Jika sebelumnya calon anggota KPU dan Bawaslu harus mundur dari parpol minimal lima tahun sebelum mendaftar maka dalam UU yang baru syarat itu diperingan. UU baru mengatakan calon hanya diharuskan mundur ketika mereka mendaftarkan diri sebagai anggota KPU dan Bawaslu sehingga tidak ada jeda waktu tertentu..
Poin partisipasi anggota partai politik ke dalam keanggotaan KPU akan bisa berdampak terhadap proses saling mengawasi diantara anggota, sehingga kualitas pemilu akan terjaga. Hal ini didasarkan pada kedaanlan lampau bahwa penyelenggaraan Pemilu 2009 banyak terjadi kecurangan meskipun keanggotaan KPU tidak ada yang berasal dari unsur partai politik.
Namun menurut penulis, Revisi UU ini cenderung memaksakan penilaian yang mengatakan kinerja KPU dan Bawaslu pada tahun 2009 sangat lemah dan kemudian opsi untuk solusinya adalah memasukan anggota parpol ke dalam tubuh KPU atau Bawaslu.
Selain itu juga aturan ini akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada kinerja KPU dan Bawaslu nantinya. Pemilu seperti itu tidak akan dapat dukungan dari masyarakat dan legitimasinya akan rendah,Proses pemilu dan hasil pemilu bisa  diragukan publik nantinya.
 Survei Pilpres 2014
Tingkat kepercayaan publik terhadap kepemimpinan SBY yang pada kepemimpinannya di periode kedua ini menurun, menambah kencang akselerasi para kandidat untuk berebut simpati rakyat. Lembaga survey yang belakngan ini sering juga muncul di media dengan hasil suveynya juga memiliki pengaruh yang tidak kecil bagi kecenderungan simpati dan partisipasi politik rakyat terhadap suatu tokoh atau Parpol.
Hasil survei yang dilakukan oleh LSI antara 1 sampai 7 Juni 2011 dengan 1.200 responden itu menunjukkan popularitas SBY turun dari 56,7% pada bulan Januari 2011 ke posisi 47,2% pada bulan ini atau sama dengan 9,5%. Inilah untuk pertama kali popularitas SBY merosot ke bawah 50% sejak dia memenangkan pemilihan presiden 2009. Terdapat sejumlah faktor penting yang menyebabkan populasitas SBY turun antara lain kasus-kasus korupsi yang masih belum tuntas penyelesaiannya.
Responden mengambil contoh kasus Bank Century, kasus Ahmadiyah, tidak kekerasan termasuk juga kasus mantan bendahara umum PD, Muhammad Nazaruddin. Cara SBY menanggapi sorotan dari masyarakat terhadap dirinya, juga menjadi penyebab popularitasnya turun. SBY terlalu reaktif dalam menyikapi kasus yang melibatkan nama dirirnya. Selain itu juga,  SBY dinilai lambat dalam bereaksi. Responden mencontohkan reaksi cepat terhadap isu SMS yang terkait masalah Nazaruddin, sementara terhadap berita hukum pancung Ruyati reaksinya jauh lebih lambat.
Faktor lain yang disebut ikut merusak popularitas SBY adalah kasus Nazaruddin sendiri. Survei menunjukkan bahwa SBY tidak berdaya menghadapi masalah internal partainya. Contoh yang paling besar, menurut Sunarto, adalah penolakan Nazaruddin untuk memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi.
Selain itu, beberapa lembaga survey lainnya melansir hasil surveynya mengenai calon-calon lain yang menjadi pilihan responden. Salah satu suara terkuat adalah pihak-pihak yang mendukunga Prabowo Subianto untuk maju dalan Pilpres 1\2014 nanti, dan dianggap layak serta mampu mengatasi permasalahan-permasalah yang masih terbengkalai di Indonesia ini. Berikut perbandingan Hasil dari tiga lembaga survei terkait tokoh-tokoh yang dianggap layak menjadi presiden. 

Jaringan Suara Indonesia (JSI) 10-15 Oktober 2011
Megawati Soekarno Putri                     19.6%.
Prabowo Subianto                                 10.8%,
Aburizal Bakie                                      8.9%,
Wiranto                                                  7.3%
Sri Sultan Hamengkubuwono X          6.5%,
Sugeg Suryadi Sindicate (SSS) 3-8 Oktober 2011
Prabowo Subianto                             28%
Mahfud MD                                   10,6%
Sri mujlyani                                      7,4%
Aburizal Bakrie                               6,8%
Said Agil Sirajd                                 6%
Puan Maharani                                   3%
 *** Megawati tidak diikutkan.
Survei Reform Institute 12-24 September 2011
Aburizal Bakrie                       13,58%
Prabowo Subianto                   8,46%
Jusuf Kalla                              7,06%
Hidayat Nur Wahid                  5,17%
 Ani Yudhoyono                      4,13%

 Analisa
Eksistensi tokoh senior pada pilpres 2014
Pemilu presiden 2014 nanti masih akan didominasi oleh tokoh-tokoh Senior. Sampai saat ini, yang kelihatan dan tampak muncul di permukaan masih tokoh-tokoh yang selama ini sangat familiar di publik, seperti Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subijanto. Nama-nama lain yang juga muncul adalah Ani Yudhoyono, Sri Mulyani, Hatta Rajasa, dan Pramono Edhie. Tokoh senior yang penulis maksudkan disini adalah figur yang memang sudah muncul selama ini, baik yang sudah ikut dalam pencalonan 2009, seperti Megawati dan Prabowo, serta beberapa nama lama tapi belum ikut berkompetisi pada Pilpres 2009, seperti Aburizal Bakrie dan Hatta Rajasa.
Sejumlah figur yang muncul sebenarnya sedang diuji dari banyak kalangan, seperti partai politik dan militer. Untuk berhasil atau tidaknya figur, seperti Pramono Edhie dan Ani Yudhoyono, akan bergantung pada seberapa besar publik melihat kesuksesan dari kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Faktor yang juga dipertimbangkan adalah struktur politik, instrumen politik, dan kultur politik yang berkembang di partai. 
Faktor tersebut yang dilihat jika yang mau diajukan adik ipar atau istri SBY. Itu karena dianggap bahwa yang bersangkutan sebagai penerus keluarga Cikeas dan model kepemimpinan SBY. Apabila publik menganggap SBY cukup berhasil dan persepsi publik terhadap pemerintahan bagus, jalan mereka akan lebih mudah. 
Tokoh-tokoh lama yang masih mendominasi bursa calon presiden pada Pemilu 2014 mencerminkan kurang ada regenerasi dalam perpolitikan Indonesia. Perkembangan peta politik saat ini belum merepresentasikan alih generasi, meski dewasa ini banyak muncul tokoh-tokoh baru dan muda.


Partai Baru sebagai alternatif
Pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) yang berlangsung 9 April 2009 lalu, perolehan suara Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang terhitung partai baru bisa dikatakan cukup mengejutkan karena sebagai partai baru sudah telah mampu melawati hadangan parliamentary threshold. Berarti mereka berhak untuk ikut perhitungan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), sekaligus dapat mengikuti Pemilu 2014.
Partai-partai baru diperkirakan akan mewarnai atmosfer Pilpres 2014 nanti. Partai-partai baru seperti Nasdem (Nasional Demokrat), Gerinda, Hanuran, dan Partai SRI (Serikat Rakyat Independen) akan menjadi kekuatan baru di perpolitikan Indonesia. Partai Gerindra dengan tokohnya Prabowo Subiyanto, Hanura dengan Wiranto, dan Nasdem dengan tokohnya Surya Paloh sudah memiliki basis kekuatan massa yang cukup besar karena para tokoh pengusungnya juga merupakan tokoh yang sudah lama berkecimpung di dunia perpolitikan Indonesia dan memiliki basis massanya masing-masing. Partai yang penulis anggap kurang begitu kompeten dan masih ‘hijau’ adalah Partai SRI.
Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) mengusung Sri Mulyani menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Jalan Partai SRI melenggang di Pilpres 2014 akan sulit lantaran partai tersebut terbilang baru alias masih 'hijau'. Mengacu pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, hanya partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan perolehan suara pada Pemilu anggota DPR sekurang-kurangnya tiga persen dari jumlah kursi DPR atau lima persen dari perolehan suara sah secara nasional hasil pemilu. Penulis pesimistis dengan Partai SRI untuk maju dalam pertarungan ini. Karea sebagai partai baru, Partai Sri dirasa sulit untuk dapat memperoleh 5-10 persen suara dari hasil pemilu 2014 nanti. Melihat pengalaman dari Gerindra dan Hanura yang merupakan partai bau di pilpres 2009 lalu kesulitan mendapatkan suara diatas 5 persen," kata Arya.Sehingga perlu adanya jalinan koalisi dengan parpol lain guna memenuhi syarat mengikuti persaingan dalam pilpres nanti untuk memenuhi akumulasi 20 persen untuk perolehan kursi di DPR.
Namun kehadiran partai-partai baru tersebut menambah ‘semarak’ ajang pilpres 2014 nanti, serta mampu menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang menginginkan perubahan baru yang lebih baik bagi perpolitikan di Indonesia

                     



20/11/11

Secangkir Kopi #1

“dunia itu le, bisa dinikmati cukup dengan segelas kopi” kata embahku dulu ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. setelah mendengar perkatan kake aku selalu membawa cangkir dan seplastik kopi ke sekolah untuk disiapkan ketika nongkrong, baca buku dibawah rerindang pohon taman sekolah. Dan itu berlangsung sampai bangku SMA.
Teman-teman ku selalu menanyakan kopi racikan ibu setiap kali bertemu denganku Kopi racikan ibu tidak kalah enaknya dengan kopi racikan yang dijual di kantin sekolah dan itu menjadi alasan kenapa aku tidak malu membawa kopi. Bahkan banyak yang pesan sampai berkilo-kilo untuk di jual di warkop-warkop milik orangtua mereka.
…..****…..
Setelah tamat SMA aku berkeinginan meneruskan sekolah di universitas, dan pamitlah aku ke orangtua untuk keinginanku tersebut, namun orang tuaku tidak mengiyakan sepenuh hati karna banyak faktor yang harus dipikirkan. Dengan itu aku berusaha menyakinkan orangtuaku bahwa masalah financial jangan terlalu dipikirkan, “karma aku lelaki, insyallah bisa hidup mandiri tanpa menyusahkan ibu dan bapak” kataku ketika itu. Lalu ibu mesuk kekamar hingga beberapa lama, aku hanya diam dihadapan bapak yang bertatapan kosong, mungkin yang dipikirkan adalah siapa yang bakal membantunya untuk mebiayai sekolah adik-adikku.
“memangnya kamu mau kuliah dimana” kata ibu dengan suara parau yang baru keluar dari kamar.
“jogja atau Jakarta bu”
“apa tidak terlalu jauh” kata bapakku dengan bijak.
“aku bisa numpang sementara dengan kakak kelasku waktu di SMA yang sekarang kuliah disana” jawabku untuk menyakinkan.
Tiba-tiba ibu menghampiriku memberi sesuatu berbungkus kain “ini buat ongkos dan pendaftaran kuliahmu, mungkin hanya ini  saja yang bisa kita berikan”
Aku menolaknya dengan paksa, karma aku masih punya tambungan sisa uang jajan sejak di bangku SMP yang aku simpan dicelengan, lalu ibu menjelasakan bahwa itu hasil dari penjualan kopi selama ini yang memang disengaja disimpan untuk kebutuhan yang mendesak.
Aku terharu dengan itu lantas memeluknya dengan erat sekali” termakasih bu-pak, aku janji akan sekolah dengan sungguh-sungguh”
……****…..
Setelah mendapatkan info benyak mengenai dunia perkuliahan dan info-info pendaftaran kampus-kampus di kota yang aku tuju, berpamitlah aku pada orang tua dengan kemantapan hati bahwa aku bisa menjadi harapan mereka. Dan jakartalah yang menjadi tujuan utamaku, karna aku melihat disana terdapat keunggulan dari kota-kota lain.
Tanpa basa-basi pada orang tua aku meninggalkan keluarga semua. Hanya Dengan membawa perbekalan yang aku miliki dan satu kardus entah yang telah disiapkan oleh ibu, entah berisi apa, tapi yang jelas aroma khas kopi racikan ibu terasa oleh indra penciumku. Aku melangkah menuju stasion pasar turi Surabaya yang tak jauh dari kampong kelahiranku.
Sesampai distasiun mulai terlihatlah hiruk-pikuk calo-calo yang menawarkan jasa, tapi berhubung aku banyak kenal dengan orang-orang disana, tanpa susah payah aku mendapatkan tiket ke Jakarta tanpa perlu tarik-menarik dengan calo-calo itu dan langsung menuju kereta yang tertera pada tiket.
Semasuk dalam kereta aku meliahat persiapan pegelaran panggung rakyat yang aka dimulai dalam gerbong kumuh kelas ekonomi. Yang siap menghibur para penumpang sampai tujuan, dan sanalah letak trdisionalisme bekeabadian sejak pertama kali kereta di negri ini beroprasi.
Tidak putus-putus pagelaran itu, mulai dari pembacaan puisi, musik trdisonal bahkan pagelaran mirip tiater yang menampilkan rialita kehidupan yang terdiri dari para pedagang. “kalau mau minum ya bayar pake uang buka pake dengkul” kata salah satu pedanggan disana dengan suara nyaring. Dan itu berlangsung hingga shubuh berkumandang di pintu stasion cirebon yang terdengar keras dari celah candela gerbong.
“ kang aq dah di crebon, entar dijkrt enk’a aq trun dimna ya”  sms ku yang baru saja kulayangkan pada kang selamet, kakak kelasku yang akan ku minta bantuannya di Jakarta.
Tak lama kemundia hp-ku berdering dengan tanda satu meseg telah ku terima dan aku buka “dstasion senen ja, tak jmpt nati”.
“ ok kang, thx” balasku singkat.
Jam sudah menunjukan 08-45 dan kereta sudah memelankan diri dari pacu rodanya dan terdengar suara “selamat datang bagi para penumpang kreta senja malam di stsiun senen dan jangan sampai lupa pada barang bawaan anda terimakasih” 






16/11/11

Dona Dona Bukan Lagu Biasa


Dona-dona adalah lagu yang sempat dibumikan di negri merah putih ini, tepatnya pada film Gie pada tahun 2008, yang digambarkan sebagai lagu kesukaan Soe Hok Gie. Lagu ini menggambarkan teriakan anak sapi yang terkekang di atas kereta yang akan di bawa ketempat pembantaian, dan anak sapi ini adalah sang penulisnya yang hidup pada masa kejayaan Nazi di jerman. Dona-dona sama dengan Dana Dana, dikenal juga sebagai Dos Kelbl, yaitu The Calf atau Anak Sapi. Dan dalam kamus yahudi dona adalah nama lain dari Adolai yaitu nama lain dari yahudi untuk memanggil-manggil Tuhan mereka.
Lagu ini diterjamahkan dari bahasa Yiddish yang ditulis oleh Aaron Zeitlin dan dikomposeri oleh Sholom Secunda yang berjudul Dana. Aaron Zeitlin (1898-1973) sendiri adalah anak dari sastrawan Yahudi, Hillel Zeitlin, tulisanya tentang sastra Yiddish, puisi dan para psikologi. Sedangkan Sholom Secunda (1894-1974) adalah seorang komposer Yahudi kelahiran Ukraina yang mengenyam pendidikan di Amerika. Dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, Prancis, Ibrani, Jerman, Jepang, Rusia dan Inggris.
Untuk bahasa inggris, pada mulanya diterjemahkan oleh sang komposernya sendiri Sholom Secunda, dengan mengganti kata “Dana”, menjadi “Donna”. Namun terjemahannya membuat lagu ini seakan tidak terlantunkan lagi. Sampai di pertengahan 1950-an lirik lagu ini diterjemahkan kembali oleh Arthur Kevess dan Teddi Schwartz. dan menjadi populer setelah dinyanyikan oleh Joan Baez pada tahun 1960.
Dalam salah satu penggalan liriknya “On a wagon bound for market/ there’s a calf with a mournful eye / High above him there’s a swallow / winging swiftly through the sky. Menggambarkan anak sapi yang di dalam satu kereta kuda yang menuju ke pasar; dengan mata berduka; diatasnya ada burung; terbang cepat mengarungi langit. Sedangkan sapi itu menuju ketempat penjagalan. Sapi tersebut iri kepada burung-burung yang bisa terbang bebas dan kebebasan atas segala-galanya tanpa kekangan dengan jiwa yang merdeka.
Latar belakang penulisan lirik asli lagu ini tidak luput dari pengalaman penulisnya yang merupakan anak seorang Yahudi keturunan Khazar dari negara Khazaria, terletak diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang sekarang dimiliki oleh negara Georgia. Pada waktu itu ia menggambarkan kejadian ayah kandungnya yang diseret oleh tentara Nazi untuk dibawa ke kamp konsentrasi Yahudi. Ia tidak bisa berbuat banyak, kecuali bersembunyi dibalik dinding-dinding. Dan menulis kejadian yang dialaminya dalam buku hariannya setelah beberapa waktu. 
Dalam catatanya, sang tani membawa sapi-sapi (yahudi) bukan untuk diperkejakan tapi untuk dimusnahkan. Karna sapi merupakan keyakianan penguasa saat itu yang ambigu antara mitos dan realita yang akan meruntuhkan singgasananya. Dan kemudian catatan ini di jadikan lagu teater Yidish. Dan Yidish sendiri adalah sebuah bahasa kelas atas Jerman yaitu bahasa Yahudi Ashkenazi.

14/11/11

Panggung


Orang-orang di kampungku masih mendengkur dibalik selimut. Cak Nur tertatih-tatih lewat di depan rumahku dengan tongkat bututnya. Biasanya memang sebelum fajar menyingsing, ia sudah siap dengan perangkat sholatnya menuju langgar tempat ia mengadu dan mengeluh pada Tuhannya.
Tapi tidak seperti biasa, pagi itu Cak Nur berhenti di sebuah bangunan tua tanpa penghuni. Bangunan itu adalah miliknya yang telah dihibahkan kepada karang taruna kampungku. Iam, pandangannya tajam. Tertuju pada pada ruang-ruang usang.
Pelan-palan Cak Nur memasuki bangunan itu. Di salah satu ruang ia tertahan, tanpa disadari air matanya menetes. Dilihatnya ruang yang pernah menjadi tempat menyimpan harapan, sekarang penuh dengan kertas kecoklat-coklatan berserakan dilantai. Dikumpulkan kertas-kertas itu, lalu dicarinya tulisan, tapi hilang bentuk wujudnya.
Fajar pun datang menyapa bumi dengan rona merahnya, seakan memberi kehangatan pada bangunan tua itu. Cak Nur berlalu dari ruang itu seraya melempar kertas-kertas di genggamannya ke ruang utama.
Di atas lantai berdebu, Cak Nur menggelar sajadah untuk mengeluh kembali pada Tuhannya. Sekalipun di tempat seperti itu, Cak Nur tetap bisa bermesraan dengan Tuhan.
Dihadapanya, batu besar tarhampar lebar. Batu itu, ia beli dari salah satu pamahat di Gunung Kidul yang ia siapkan sebagai sebuah panggung. Panggung untuk lahirnya sebuah karya, sebuah pertunjukan rakyat dan buah-buah kesenian lainnya.
“Entah karya siapa, itu terserah. Panggung ini bias digunakan siapa saja,” katanya dalam sambutan hari peresmian bangunan itu.
Tapi kini, panggung itu hanya menjadi kenangan yang dilupakan oleh pemuda-pemudi kampungku.
“Tak ada karya, tak ada pertunjukkan, dan tak ada kesenian apapun yang lahir dari batu itu lagi, ” cemasnya satu waktu.
Kemuian Cak Nur beranjak meninggalkan bangunan itu. Tak lama adzan subuh diserukan oleh Pak Leman dari langgar tempat biasa ia melakukan sembayang lima waktu.
Ketika sampai di langgar, Cak Nur ketinggalan satu rakaat. Tanpa ragu ia masuk dalam jamaah. Ia ikuti gerakan imam dan para jamaah lainnya dengan patuh. Sampai mereka mengucapkan salam bersama-sama, dengan mantap ia menyempurnakan hitungan rakaatnya. Di akhir sujudnya, ia mengadu.
“Tuhanku…!!!”

Sang Penari:Romantisme dan Sejarah

Kisah ronggeng -dipanggil Jeng Nganten-  membuat desa Dukuh Paruk selalu ramai. Namun Jeng Nganten  mati gara-gara racun bongkrek, maka dukuh Paruk pun sepi. Tak ada lagi tarian rongggeng dan suara tetabuhan calung atau gamelan di dukuh itu.

Srintil Teman dekat Rasus ingin sekali menjadi ronggeng di dukuhnya, yang sejak dini telah diyakini sebagai titisan Ronggeng. Berulang kali dia berusaha menjadi Sang Penari. Rasuspun tak sudi Srintil menjadi ronggeng, karna mau tak mau ia menjadi bagian Dukuh Paruk. Srintil kekeh pada cita-citanya,  Hal ini menempatkan Rasus pada sebuah dilema. Ia merasa cintanya dirampas dan dalam keputusasaan ia meninggalkan dukuhnya untuk menjadi tentara.

Setelah 10 tahun Rasus, telah menjadi tentara muda, mencoba menyusuri kampung halamannya, untuk mencari cintanya yang hilang: Srintil. Film ini terinspirasi dari novel 'Ronggeng Dukuh Paruk' karya Ahmad Tohari. Menuangkan trilogi 'Ronggeng Dukuh Paruk' ke dalam sebuah film berdurasi 111 menit itu, tak segampang membalik telapak tangan. Naskah film ini dikerjakan oleh Salman Aristo, Shanty Harmayn dan Ifa Isfansyah yang sekaligus  menjadi sutradara 'Sang Penari'.

Dalam film ini tidak hanya mengisahkan romantisme belaka,  tapi peristiwa G30S di Dukuh Paruk ikut menjadi salah satu cuplikan yang menarik . Digambarkan, bahwa beberapa warga yang tak tahu apa-apa ikut menjadi korban kala itu, yangng hingga kini dinilai sebagai salah satu sisi kelam kehidupan berkebangsaan di Indonesia.

Klise

Dalam pantai kutemukan
deru ombak dan putih pasir berdesir
Dalam taman kutumukan
kupukupu sedang hinggap
di atas mawar putih berduri
dalam awan ku temukan biru ,
hitam pekat
Tak kekal

semua indah
tapi tak pernah memberiku kedamaian

Namun…
Dalam dirimu kutemukan surgaku
Bersemayam dalam damaimu.

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul agar kita dapat berkomunikasi efektif. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dalam mana makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator. Pendeknya komunikasi efektif adalah makna bersama. Komunikasi yang efektif memberikan keuntungan dalam mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan. Siapa pun anda dan apa pun pekerjaan anda, anda tidak bisa tidak harus melakukan komunikasi.
            Apakah kriteria komunikasi yang efektif itu? Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya, ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
            Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dari kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi adalah proses memahami. Afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Konasi adalah aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan.
            Diatas telah disinggung bahwa ciri efektif-tidaknya komunikasi ditunjukan oleh dampak kognitif, dampak afektif, dan dampak behavioral.
v  Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada diri komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.
v  Dampak afektif adalah dampak yang lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar agar komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya yang dapat menimbulkan perasaan tertentu, misalnya persaan iba, terharu, bahagia dan sebagainya.
v  Dampak behavioral adalah dampak yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Jalaludin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi menyatakan bahwa : “ etos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi dan kekuasaan”. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Atraksi, faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal : daya tarik fisik, kesamaan dan kemampuan. Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik karena menarik ia memiliki daya persuasif. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.  
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
  1. Pengertian / Pemahaman
Seorang komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya.
  1. Kesenangan
Tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekadar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan keakraban. Komunikasi semacam ini biasa disebut komunikasi fatik atau mempertahankan hubungan insani. Dan komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
  1. Mempengaruhi sikap
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikan. Persuasif didefinisikan sebagai “ proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.
  1. Memperbaiki hubungan/ hubungan sosial yang baik
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat memilih kata yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan tepat pula maka hasilnya adalah komunikasi yang sempurna. Dan dapat dipastikan hubungan sosial yang baik akan timbul.
  1. Tindakan
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbukan hubungan yang baik. 

PENUTUP
            Persoalan utama dalam komunikasi efektif adalah sejauh mana motif komunikasi komunikator terwujud dalam diri komunikannya. Apabila motif komunikasi kita maknai sebagai tujuan komunikasi, maka dapat dinyatakan bahwa (1) apabila hasil yang didapatkan sama dengan tujuan yang diharapkan, dapat dinyatakan bahwa komunikasi berlangsung efektif. (2) apabila hasil yang didapatkan lebih besar dari tujuan yang diharapkan, dapat dikatakan bahwa komunikasi berlangsung sangat efektif. Sebaliknya, (3) apabila hasil yang didapatkan lebih kecil daripada tujuan yang diharapkan, dikatakan bahwa komunikasi tidak atau kurang efektif. 

11/11/11

Tangerang Selatan dan Demokrasi Masyarakat Urban

Demokrasi sebagai sistem yang dianut di Indonesia saat ini masih berada pada tahapan transisi dan perkembangan. Salah satu esensi dari demokrasi adalah kebebasan untuk beraspirasi serta berpartisipasi dalam proses demokratisasi tersebut. Dalam perkembangannya di Indonesia, hal tersebut diaplikasikan dengan salah satunya adalah rakyat diberikan otoritas penuh untuk memilih pemimpinnya secara langsung, baik dalam Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Umum (Pemilu), maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).  
 Otoritas penuh pada rakyat tersebut itulah yang memicu munculnya Partai Politik (Parpol) baru dengan jumlah tidak sedikit dengan dalih ‘membawa perubahan’, atau ‘menampung aspirasi rakyat’.  Parprol-Parpol yang ada berupaya menarik simpati rakyat dengan berbagai cara, baik dengan menawarkan program-program pembaharuan sampai menggunakan the power of money.

Pemilihan langsung, jika diasumsikan akan memunculkan pemimpin-pemimpin yang pro-rakyat sehingga kesejahteraan rakyatpun meningkat, maka semestinya Rakyat Indonesia sedang dalam tahapan peningkatan taraf hidup dimana semakin mengecilnya volume rakyat dengan taraf hidup dibawah garis kemisikinan. Namun pada kenyataannya, asumsi tersebut belum teraplikasi secara signifikan dan menyeluruh. Hal ini dikarenakan lebih banyak pemimpin yang pro-KKN dibanding dengan pemimpin yang pro-rakyat. Permasalahan KKN merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam sistem demokrasi pada tahapan transisi.
Menarik bila menyoroti demokrasi dari unit yang lebih kecil daripada Negara, yakni kota. Dalam hal ini adalah Kota Tangerang Selatan. Sebuah kota bentukan baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Sebagai Kota bentukan baru, Tangerang Selatan yang baru diresmikan pada 29 Oktober 2008, memulai merekonstruksi segala sesuatunya dengan kepempinan dan otonomi yang baru. Termasuk didalamnya merekonstruksi demokrasi dalam pemerintahannya.
Tangerang Selatan memiliki posisi yang sama dengan Bogor, Depok, dan Bekasi, yakni sebagai daerah urban, atau daerah penopang Ibu Kota. Keberadaannya adalah menjadi penopang yang baik dan juga kuat. Penopang yang baik dan juga kuat akan terjadi bila stabilitas demokrasinya berjalan baik. Karena hal itulah muara dari semua aspek ekonomi, sosial, maupun politik di pemerintahan daerah tersebut. Demokrasi yang terjadi di Tagerang Selatan adalah demokrasi masyarakat urban. Artinya adalah masyarakat sebagai pemilik aspirasi adalah tipe masyarakat urban dengan mobilitias tinggi.


Masyarakat Kota Tangerang Selatan secara resmi telah mumulai sejarah baru pelaksanaan demokrasi di daerahnya. Terbenruknya DPRD Tangerang Selatan pada tanggal, mengharuskan DPRD yang baru ini bekerja ekstra dalam membangun fondasi demokrasi di Tangerang Selatan.  DPRD adalah saluran demokrasi. Maka bila saluran itu tersumbat, aspirasi rakyat akan meluap ke luar berupa gerakan ekstra parlemeter. Langkah pertama memajukan Tangerang Selatan ialah dengan membenahi DPRD-nya. Dengan demikian prinsip-prinsip demokrasi pun akan berjalan dengan baik. Amartya Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan bahwa demokrasi dapat mengurangi kemiskinan. Pernyataan ini akan terbukti bila pihak legislatif menyuarakan hak-hak orang miskin dan kemudian pihak eksekutif melaksanakan program-program yang efektif untuk mengurangi kemiskinan. Keadaan seperti itu, dalam Negara yang masih dalam masa transisi untuk menegakkan demokrasi sebenarnya masih belum teraplikasi secara signifikan. Bila hal tersebut dapat teraplikasisecara signifikan dalam pemerintahan Tangerang Selatan, maka akan mungkin meminimalisir kemiskinan yang ada di 7 kecamatan, yang dibagi lagi atas 49 kelurahan dan 5 desa di Tangerang Selatan itu.


Stabilitas dan keberhasilan demokrasi di Tangerang Selatan dengan Masyarakat urban didalamnya ditentukan oleh sejauh mana sebuah pemerintahan mampu menanamkan kultur demokrasi dalam budaya politiknya. Penerapan demokrasi dalam kelembagaan saja tidak cukup tanpa dibarengi penerapan nilai-nilai demokrasi dalam ranah kultur.

10/11/11

Negeri para mati



oleh; Hasyim Zain


Air mata menjadi mata air
dalam negeri para mati
Mengalir deras dari atas bukit
meruntuhkan kaki langit

Membandang menerjang
segala yang gersang.
Membangkitkan semua yang mati

Genangi negeri
Genangi bumi
Genangi hati
Air tak bisa menepi
Tak temukan titik bumi

Semuapun terlanjur
Mati dalam negeri
Dan semua pun tak bisa bangkit
Dengan air yang telah melangit.


*dikutip dari naskah RAYNA ,teater KOREK universitas islam45.

PENCARIANKU

Kucari damai dalam diam
Tak kudapat sepatah kata Kecuali
kemunafikan yang terbungkam
Hingga ruh-ruh jiwa bergelora dalam kefanaan

Kucari sunyi dalam kegelapan malam
Tak kutemukan, kecuali
keras akan kehidupan
Hingar-bingar dalam kesunyian.

Dimana kan ku berlabuh?

Sedangkan di setiap jengkal bumi
Para malaikat berbisik
lewat kabut-kabut berembun
dan terasa hari begitu mengusik.